Sudah Seharusnya Gaji Guru Naik dan Mutu Pendidikan di Indonesia menjadi PErhatian Khusus

suasana pendidkan
suasana pendidkan

Pendidikan itu penting, karenanya biaya pendidikan di Indonesia sangat tinggi, dan hanya segelintir warga negara saja yang mampu menyekolahkan anaknya di sekolah berkualitas. Selebihnya, sekadar bisa sekolah dengan mutu rendah.

Guru adalah Tulang Punggung Pendidikan
Guru adalah Tulang Punggung Pendidikan

Walaupun mutu pendidikan di Indonesia rendah, tetap saja tidak mudah bagi orang tua menyekolahkan anaknya. Apalagi perhatian pemerintah dalam hal pendidikan juga sangat kurang. Problemnya kompleks.

Mulai anggaran pendidian yang rendah, membuat gaji guru di bawah standar, membuat sarana dan prasarana pendidikan jauh dari apa yang diharapkan. Selain itu, mafia pendidikan semakin parah, dari mafia buku sampai mafia proyek, dan mafia kurikulum. Pameo ’’ganti menteri ganti kurikulum’’ membuat kita prihatin.

Kini mulai muncul kabar gembira datang dari Mendiknas bahwa gaji guru nantinya bisa mencapai Rp6 juta per bulan setelah pemerintah menggelontorkan  46,1 triliun khusus untuk anggaran pendidikan sehingga memenuhi ketentuan UUD 45 (amandemen) sebesar 20 persen dari APBN/APBD.

Gaji sebesar itu tentu saja wajar, kalau kita melihat betapa mulia dan beratnya beban tugas guru untuk mencerdaskan anak muridnya. Ke depan setelah anggaran pendidikan naik,  gaji guru mencapai Rp 5-6 juta per bulan, kualitas pendidikan diharapkan berjalan  berkorelasi; ikut naik.

Tidak seperti sekarang ini, hanya beberapa pelajar Indonesia saja yang dibina dengan sistem pelatnas sebelum diterjunkan ke Olimpiade Matematika, Fisika dll berhasil mengalahkan pelajar dari mancanegara.

Sedangkan secara keseluruhan kualitas pendidikan kita sangat rendah, bahkan di luar 100 peringkat dunia. Kalah jauh dari Singapura, juga Malaysia, bahkan dengan negara yang baru usai perang saudara (Vietnam) pun Indonesia kalah.

Kalau kenaikan gaji guru yang begitu besar kemudian menimbulkan kecemburuan sosial bagi abdi negara lainnya, sama-sama PNS namun gajinya berbeda, maka hal itu merupakan konsekusnsi logis saja. Anggaran pendidikan tinggi gaji dan kesejahteraan mereka meningkat.

Ketika berpuluh tahun lalu anggran pendidikan rendah gaji guru memprihatinkan, apalagi guru swasta. Padahal, mereka (guru) adalah orang yang sangat berjasa bagi bangsa dan negara. Mereka dikenal sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.

Seperti diungkapkan Wapres Jusuf Kalla, kenaikan gaji guru sudah mengundang protes, di antaranya datang dari para dokter PTT yang bekerja di pelosok desa untuk mengurus warga masyarakat yang sakit, namun gajinya hanya 1-2 juta saja sebulan. Untuk guru di pelosok nantinya mencapai Rp5 juta.

Tentu  saja para dokter PTT wajar cemburu karena pengabdian mereka sangat besar, siang-malam harus bekerja mengurusi warga desa yang sakit. Sedangkan guru cukup mengajar di siang hari saja. Apalagi biaya yang mereka keluarkan selama duduk di Perguruan Tinggi jauh lebih banyak ketimbang para guru.

Melihat sikap yang dilontarkan oleh Para dokter PTT memang adalah hal yang sangat wajar menginginkan tingkat kesejahteraan yang lebih baik kepada Pemerintah. Tapi perlu di garis bawahi bahwa Guru sebagai Tenaga Pendidik di masa sekarang beda dengan di era terdahulu. Seorang guru benar-benar di tuntut lebih dalam hal mengajar, bukan hanya itu sekarang guru bukan hanya pergi jam 7 pagi dan pulang jam 1 Siang. Sekarang kebanyakan pihak sekolah yang memntingkan peningkatan mutu pendidikan sekarang sudah menambahkan jam khusus buat siswa agar lebih banyak jam belajar di sekolah. 

Untuk menghilangkan kecemburuan sosial bagi PNS lainnya (non-guru) perlu adanya keseragaman penggajian di antara PNS, baik yang bertugas di desa maupun di kota. Termasuk  anggota TNI. Hak-hak mereka wajib diperhatikan negara.

Menaikkan gaji guru perlu kita dukung, namun setelah kesejahteraan guru di atas rata-rata mereka harus tetap dalam pengawasan. Artinya, Seorang Guru  yang menjadi Tulang Punggung dalam Dunia Pendidikan. Kualitas mereka harus meningkat. Kalau tidak, mereka harus dikenakan sanksi sesuai dengan aturan yang ada.

Saatnya pendidikan kita maju dengan besarnya anggaran pendidiikan mulai tahun depan. Asal saja jangan malah menjadi ajang korupsi oleh para elite di Diknas dan sekolah yang tidak bertanggung jawab.  

2 Comments

  1. Saya setuju dengan Anda. Namun, tidak semua kenaikan gaji guru berkorelasi positif dengan kenaikan profesionalisme guru lo ya. Rendahnya profesionalisme guru inilah yang kemungkinan besar menyebabkan tingkat kualitas pendidikan di Indonesia tidak kunjung membaik. Kalo masih banyak guru yang dengan seenaknya meninggalkan tugas mengajar tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, ya kayaknya saya pesimis kualitas pendidikan Indonesia bakal membaik dengan cepat.

    Achmad Nizar
    http://www.nizland.wordpress.com

  2. baca tulisan diatas saya sebagai dokter PTT juga merasa di perlakukan tidak adil, dengan latar belakang kami, pkerjaan kami, yang penuh resiko, mengapa pemerintah seperti menutup mata pada kami……jangankan mengharap gaji yang manusiawi sesuai latar belakang pendidikan dan pengabdian kami, kami cuma dapat gaji pokok, tidak ada tambahan lain, lebih parah lagi kalo gaji musti dirapel beberapa bulan……ngeri….bukannya tidak mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan tetapi melihat gaji Guru yang naik begitu ekstrim, kami merasa terpinggirkan…..tolong bagi para pembuat kebijakan pikirkan kami juga. Kami tidak ingin demo besar-besaran untuk menuntut hal itu, tidak elegan gt…semoga mata hati Anda terbuka dengan ini……trims

Tinggalkan komentar